Pengalaman Naik Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

Pengalaman Naik Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

Ceritaku tahun 2019 akhirnya baru saja dimulai bertepatan dengan tulisan yang aku buat di dalam kereta lodaya malam dari Bandung menuju Jogja.

Liburan singkat yang padat mulai dari Bantul- Sukabumi – Bandung dan kembali ke Jogja ini akhirnya usai sudah. Walaupun cukup melelahkan dan banyak acara dadakan yang dilalui, namun akhirnya cukup mengesankan.

Sore itu cuaca di kota Bandung sedikit dingin, hujan baru berhenti setelah mengguyur kota sejak siang hari. Aku tiba di stasiun Bandung sekitar pukul 6 sore setelah melewati padatnya jalanan kota Bandung. (dari arah Sukajadi)

Stasiun Kereta Bandung
Stasiun Kereta Bandung (1/1/2019)

Seperti biasanya, setelah sampai di Stasiun aku mengajak aileen untuk mencetak tiket dari mesin cetak otomatis. Kebetulan saat itu Dek Keenan senang tidur digendong sama mamanya.

Stasiun terasa ramai dan penuh sesak sampai kami tidak menemukan tempat duduk yang kosong. Mungkin karena memang tanggal 1 adalah tanggal terakhir liburan, jadi banyak penumpang yang memanfaatkan sore itu untuk kembali ke kota masing-masing.

Melihat kondisi itu, aku masuk ke peron dan mampir ke gerai makanan yang ada di sudut stasiun untuk mencari bekal makan malam untuk anak-anak sekaligus mencari tempat untuk duduk.

Kereta Ekonomi Premium
Akhirnya dapat kursi tunggu di dalam peron

Tidak berselang lama, teryata kursi tunggu stasiun mendadak kosong setelah kereta Argo Parahyangan berangkat menuju Jakarta dan akhirnya aku dan keluarga bisa dengan santai memilih tempat duduk untuk menunggu sebelum masuk ke dalam kereta.

Oh iya, kali ini aku mau lebih banyak cerita soal perjalanan pulang dari Bandung ke Jogja menggunakan kereta api Lodaya Malam tanggal 1 Januari 2019 pukul 18.55 WIB.

Kereta Api Ekonomi Premium
Kereta Api Ekonomi Premium

Aku memang sudah sering menggunakan kereta api Lodaya, namun kali ini rasanya sedikit berbeda karena aku, istriku dan anak-anak baru pertama kali menggunakan kereta Lodaya kelas Ekonomi Premium.

Banyak hal menarik yang ada di kereta api kelas ekonomi premium ini. Sampai-sampai ibu depan kursiku kaget dan bilang ke petugas kereta ketika naik:

Pak ini beneran gerbong ekonomi? Kok bagus banget..

Kalau ibunya kemarin tanya ke aku pasti tak jawab:

Halo bu, harga tiket keretanya juga bagus soalnya.. wkwk..

Oke, biar lebih enak aku coba bahas satu persatu. Maaf kalau nanti ceritanya panjang.

Tiket Kereta Lodaya Ekonomi premium

Hal pertama yang aku coba bahas kali ini adalah tentang tiket kereta.

Kalau dulu ketika masih tinggal di Bandung, aku lebih suka membeli tiket kereta Api menggunakan aplikasi dari PT. KAI yang ada di platform Android, namun sekarang kalau traveling aku lebih suka pake aplikasi Traveloka dan Tiket.com. Alasannya lebih gampang, dan bisa sepaket sama hotel juga. Wkwk.

Karena liburan ke Sukabumi ini dadakan maka aku beli tiket kereta Lodaya premium ini menggunakan aplikasi Tiket.com. Untung data pribadi aku dan anggota keluargaku sudah terekam dan masih kebagian kursi. Jadi langsung bayar saja pake internet banking, jadi cepet ga pake ribet udah dapat tiket.

Kereta Ekonomi Premium
TIket Kereta Ekonomi Premium

Untuk harga tiket, aku mendapatkan harga Rp. 320.000 untuk satu tiket kereta ekonomi premium. Kelihatan mahal untuk kelas ekonomi, tapi ternyata cocok lah sama fasilitas yang diberikan.

Fasilitas Kereta Lodaya Ekonomi Premium

Setelah berhasil memegang tiket, maka akupun akhirnya merasakan fasilitas yang dimiliki oleh kereta dengan kelas baru ini.

80 Kursi Dalam 1 Gerbong

Dalam 1 gerbong kereta Lodaya Ekonomi Premium terdapat 80 kursi penumpang.

Kereta Ekonomi Premium
Kursi di Gerbong KA Ekonomi Premium Lodaya Malam

Berbeda dengan kelas Executive yang semua kursi menghadap ke arah depan, maka kursi pada kelas Ekonomi premium 40 kursi menghadap ke depan dan 40 kursi lainnya menghadap ke belakang.

Untuk leg rest juga lebih sempit dan tidak memiliki tempat pijakan kaki jika dibandingkan dengan kelas executive. Tapi overall masih oke lah.

Kereta Ekonomi Premium
Fasilitas di sekitar kursi Kereta Ekonomi Premium

Oh iya, di setiap kursi juga terdapat jack untuk Headset dan tempat pengisian daya. Jadi lumayan aman kalau kita kehabisan daya smartphone di dalam kereta. Bisa ngecharge gratis.

Sedikit tips saja untuk kamu yang misalnya ingin berlibur bareng keluarga dengan minimal 4 kursi yang saling berhadapan, maka pilihlah kursi nomor 10 atau 11.

Kereta Ekonomi Premium Lodaya
Kursi yang saling berhadapan di kelas Ekonomi Premium Lodaya Malam

Nah kalau kamu mau dapat kursi yang menghadap ke depan dari Bandung mau ke Jogja, maka pilihlah kursi dari no 1-10.

Berhubung waktu cari kursi aku ga tau posisi ini, aku kemarin pilih kursi no. 18, jadi kami duduk menghadap ke belakang dan kepala rasanya pusing karena berasa jalan mundur.

2 Pilihan Toilet

Fasilitas baru yang menurutku cukup bagus di kelas ekonomi premium ini adalah bagian Toiletnya.

Kereta Ekonomi Premium
Toilet di Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

Berbeda dengan kelas bisnis yang hanya memiliki 1 toilet saja, maka pada kelas ekonomi premium kita bisa menemukan 2 toilet yang berbeda jenis. Jenis pertama itu Toilet duduk, sedangkan jenis lainnya adalah Toilet Jongkok.

Kamera CCTV

Fasilitas lain yang aku temukan di kereta api ekonomi premium Lodaya Malam adalah adanya kamera CCTV di atas pintu tiap gerbongnya.

Kereta Ekonomi Premium
Kamera CCTV di Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

Aku belum tahu, CCTV ini fungsinya untuk apa? Yang pasti kalau untuk PT. KAI, CCTV pasti akan membantu untuk keperluan manajerial, sedangkan untuk pengguna dan penumpang pasti bisa semakin membuat kita lebih aman ketika di dalam kereta.

Jadi jangan melakukan kegiatan yang aneh-aneh di dalam kereta ya, bisa berbahaya dan nanti malah bisa jadi viral.. wkwk

AC Central yang Dingin

AC merupakan salah satu fasilitas yang tidak lepas dari kereta Api selama beberapa tahun terakhir.

Aku masih ingat betul ketika pak Jonan masih menjabat di PT. Kereta Api dan juga Menteri Perhubungan. Beliau seakan mengubah kereta api menjadi naik kelas layaknya sebuah maskapai penerbangan.

Perubahan demi perubahan di wajah Kereta Api terus berlanjut hingga sekarang hingga mulai menghilangnya kereta kelas Bisnis untuk digantikan oleh kereta Ekonomi Premium.

Kereta Ekonomi Premium
Perbandingan AC di KA Bisnis dan Ekonomi Premium

Balik lagi soal AC kereta ekonomi premium, aku sebenarnya agak tidak menyangka jika akan mendapatkan fasilitas AC layaknya kereta executive yang sudah menggunakan AC Central. Padahal aku masih membayangkan jika AC nya seperti kelas bisnis yang menggunakan AC tembok yang digantung di tengah. Wkwk

Untuk masalah ini, aku jadi benar-benar menilai Kereta Api Ekonomi saat ini sudah sangat baik dan sesuai dengan harga tiket yang dijual. Ga rugi.

Saran aja sih buat yang mau naik kereta ekonomi Premium malam hari, usahakan bawa jaket/hoodie atau pakai kupluk untuk menutupi kepala deh. Berdasarkan pengalamanku kemarin AC di dalam gerbong dingin banget, walaupun di sana cuma tertulis 23 derajat doang..

Layar LCD

Fasilitas lain yang ada di Kereta Api Ekonomi Premium adalah adanya beberapa Layar LCD yang tergantung di lorong gerbong.

Kereta Ekonomi Premium
Layar LCD di Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

Awalnya aku mengira itu adalah AC seperti yang ada di kelas Bisnis, namun rupanya itu adalah Layar LCD yang digunakan untuk menampilkan iklan dari KAI.

Walaupun saat ini aku melihatnya masih banyak iklan di layar tersebut, mudah-mudahan ke depan ada film atau video yang menarik muncul di layar LCD seperti yang ada di pesawat.

Korden

Hal kecil yang menurutku cukup baik dan hadir di kereta api ekonomi premium adalah adanya korden slider di setiap baris kursi.

Kereta Ekonomi Premium
Korden di Kereta Ekonomi Premium

Walaupun terlihat standar, namun bisa membuat kereta menjadi lebih menarik dan pastinya memberikan manfaat lebih kepada penumpangnya.

***

Mungkin itu sedikit cerita dari aku ketika pertama kali naik kereta api ekonomi premium Lodaya Malam.

Sebenarnya masih ada beberapa fasilitas lain yang belum di bahas seperti gantungan di dinding dan bagasi yang rapih, tapi sepertinya apa yang udah aku ulas di atas cukup mewakili kan ya?Hehe..

Secara umum, aku suka dengan fasilitas yang ada. Namun tetap ada beberapa hal yang tidak membuatku suka seperti kursi yang tidak menghadap ke depan semua dan AC yang dingin banget kalau malam. Wkwk..

Semoga ke depan Kereta Api Indonesia semakin baik lagi dan semakin maju. Amin..

Cuma seorang yang dulunya blogger, tapi sekarang mau ngeblog aja harus penuh perjuangan. Suka dengan teknologi dan sekarang lagi nyambi kerja di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Kalau libur ya liburan.. :-D

12 thoughts on “Pengalaman Naik Kereta Ekonomi Premium Lodaya Malam

    • Ia mas.. aku juga rodo pusing pas dpt kursi yang ga pas.. anakku yang kecil aja sampai bilang neq keretanya jalan e mundur..

    • Ia mas.. aku juga rodo pusing pas dpt kursi yang ga pas.. anakku yang kecil aja sampai bilang neq keretanya jalan e mundur..

  • Kereta api ekonomi premium udah segitu lengkap dan bagus ternyata ya, Mas. Efek aku jarang banget naik KA nih hehehe. Zaman dulu banget beberapa kali naik Argo Gede dari Bandung ke Jakarta :).

    • Ia mbak molly, aku juga pertama kali tau dalamnya sedikit kaget. Andaikan kursinya semua menghadap ke depan mungkin lebih oke dan ga beda jauh pake executive..

  • Kereta api ekonomi premium udah segitu lengkap dan bagus ternyata ya, Mas. Efek aku jarang banget naik KA nih hehehe. Zaman dulu banget beberapa kali naik Argo Gede dari Bandung ke Jakarta :).

    • Ia mbak molly, aku juga pertama kali tau dalamnya sedikit kaget. Andaikan kursinya semua menghadap ke depan mungkin lebih oke dan ga beda jauh pake executive..

  • Kenapa disebut “ekonomi premium” ya? Kenapa tidak disebut kelas “bisnis”. Jadi rancu. Kelas ekonomi soalnya identik dengan harga murah dengan fasilitas minimal.

    • nah itu dia, aku sendiri ketika pertama kali pesen tiket bayangin ya ekonomi yang kelasnya di bawah Bisnis.. tapi ternyata di luar ekspektasi.
      Kalau menurutku sih karena memang mau menghilangkan kelas bisnis tapi harganya mirip, jadi di buat pakai nama premium.

  • Kenapa disebut “ekonomi premium” ya? Kenapa tidak disebut kelas “bisnis”. Jadi rancu. Kelas ekonomi soalnya identik dengan harga murah dengan fasilitas minimal.

    • nah itu dia, aku sendiri ketika pertama kali pesen tiket bayangin ya ekonomi yang kelasnya di bawah Bisnis.. tapi ternyata di luar ekspektasi.
      Kalau menurutku sih karena memang mau menghilangkan kelas bisnis tapi harganya mirip, jadi di buat pakai nama premium.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait