Syarat Monetisasi YouTube 2018 Semakin Berat, So What??

Syarat Monetisasi YouTube 2018 Semakin Berat, So What??

“Sekarang aturan untuk monetisasi YouTube berubah, jadi lebih susah” kata seorang temanku di timeline sosial medianya.

Yang lain mengatakan “haha kebijakan youtube baru lagi nih mulai awal tahun 2018, yang berniat baru mau cari duit lewat youtube dengan bikin chanel baru dipersulit lagi kemarin minim 10rb view, tapi skrg ditambah 1rb subscriber dan 4000 jam tonton wkwkwkwk, sabar ya memang butuh perjuangan cari receh di youtube, yg penting semangat dan rutin upload video berkonten kreatif jangan reupload, selamat datang di dunia youtube 2018”

Monetisasi YouTube

Maskris.co.id – Pekan lalu, tepatnya pada hari Rabu (17/01/2018) aku melihat ada sesuatu yang cukup menarik. Beberapa timeline sosial mediaku tiba-tiba berisi tentang bahasan-bahasan mengenai aturan baru yang diberlakukan oleh YouTube terkait persyaratan dan aturan baru terkait dengan monetisasi.

Jujur, berita tersebut ternyata membuatku semakin ingin membahasnya di sini. Kenapa? karena aku sendiri memang memiliki akun YouTube dan sedang berencana untuk membuat Channel YouTube baru.

***

Setelah aku mencoba mencari tahu tentang aturan baru dari YouTube di awal 2018 ini, ternyata menurutku aturan ini baik dan memang digunakan untuk mencegah YouTube di isi oleh konten-konten yang kurang baik atau mungkin sering banyak yang menyebutnya sebagai konten “SAMPAH“.

Sebagai salah seorang penikmat YouTube yang juga sedang mencoba menjadi seorang Content Creator, aku sebenarnya cukup setuju dengan aturan yang baru saja di tetapkan oleh YouTube. Pada dasarnya, aku sendiri membuat/mengunggah video di YouTube itu bukan untuk tujuan monetisasi. Jadi aku tidak terlalu banyak memikirkan soal mendapatkan penghasilan dari iklan yang ada di video yang telah ku buat.

Aku cukup menikmati proses dari pembuatan hingga publikasi video yang telah kulakukan. Ya, dari YouTube sebenarnya aku lebih banyak belajar. Belajar banyak hal. Bagaimana mengedit video, bagaimana membuat video, bagaimana percaya diri bicara di depan kamera hingga bagaimana menikmati karya orang lain yang dibuat dengan penuh kreativitas.

Indonesian YouTubers
image source: youtube.com

Banyak YouTuber lokal Indonesia yang menginspirasiku ketika membuat video di YouTube seperti Agung Hapsah, Chandra Liow, Reza “ARAP” Oktavian, Kevin Hendrawan, Kevin Anggara, Arif Muhammad, Bayu Skak hingga Deddy Corbuzier. Ya, menurutku mereka adalah orang-orang yang cukup luar biasa di dunia YouTube Indonesia, walaupun sebenarnya juga masih banyak lagi YouTuber Indonesia lain yang menjadi panutanku.

Bagiku, belajar dan mendapatkan banyak ilmu dari YouTube sebenarnya jauh lebih penting daripada mementingkan monetisasi dari iklan. Jikapun mendapatkan bayaran dari YouTube itu mungkin lebih kepada bonus. Naif ya, ya gitulah. Intinya mirip dengan nulis blog ini lah. Biar saja diriku tetep terus berkarya walaupun nanti apa yang ku buat belum tentu ada yang baca dan nonton. wkwk

Aturan Monetisasi YouTube 2018

Sebagai informasi saja. Sebelumnya YouTube memiliki aturan jika akun atau saluran yang dapat menjadi program mitra (bermitra) dengan YouTube jika memiliki total 10.000 tayangan. Namun baru-baru ini syarat tersebut diperbarui. Nah ini yang membuat banyak orang sepertinya galau.

Coba saja baca dulu apa yang diumumkan oleh CEO YouTube, Susan Wojcicki melalui akun Twitternya berikut

Di artikel yang di share oleh Susan Wojcicki cukup jelas apa saja yang baru di YouTube terkait program monetisasi

Google sebagai induk perusahaan YouTube mengumumkan jika mulai 20 Februari 2018, akun yang bisa meraup laba dari iklan harus memiliki 1.000 subscriber dan jumlah view 4000 jam selama 12 bulan terakhir, tanpa memperhatikan jumlah penayangan.

Dengan aturan yang baru di atas, jelas seseorang yang ingin mencari keuntungan dari iklan yang ada di YouTube diperlukan kerja keras yang lebih dari sebelumnya. Tapi aku sendiri gimana? Ya sudah, jalani saja. Anggap saja itu sebagai pemicu untuk para content creator dapat membuat konten yang lebih baik lagi. Dan pastinya terus berkarya.

Semoga dengan aturan ini, tidak banyak konten reuploader dan juga konten-konten yang tidak baik yang bertebaran di YouTube.

Kenapa Google mengubah Aturan Monetisasi YouTube?

“Ada Asap, Ada Api” itu mungkin peribahasa yang cocok untuk menjawab pertanyaan kenapa Google mengubah aturan monetisasi YouTube.

Jadi ada alasan dibalik pemberlakuan aturan baru YouTube ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh sang CEO, alasannya adalah untuk melindungi pengguna, pengiklan, & pembuat konten YouTube dari pihak-pihak yang senang menyalahgunakan platform YouTube.

Selain itu, rupanya peraturan baru itu muncul untuk menyikapi kontroversi tayangan video dari akun Youtuber asal AS, Logan Paul, yang menampilkan mayat korban bunuh diri di hutan Aokigahara, Jepang, tanpa rasa empati.

Monetisasi YouTube
Logan Paul YouTube Channel

Video yang diunggah pada akhir 2017 itu menjadi trending dan mendapat banyak kecaman warganet, sehingga YouTube memutuskan untuk mengeluarkan Logan dari program iklan Google Preferred. Uniknya, Channel Logan Paul sendiri telah memiliki 15 juta subscribers, dan video-videonya telah dilihat lebih dari tiga miliar kali sejak akunnya dibuat pada tahun 2015.

Akibat dari munculnya konten-konten ekstrem tersebut, pada tahun 2017 lalu beberapa pihak baik pemerintah, Marks & Spencer, dan BBC telah menarik iklan mereka dari sejumlah platform di YouTube.

***

Bagaimana? masih tertarik untuk melakukan monetisasi YouTube? Kalau aku sih masih akan tetap main di YouTube untuk menciptakan kenangan untuk masa depan buat diri sendiri dan keluarga.

Mau mampir ke Channel YouTubeku juga boleh. Dengan senang hati membukakan pintu.

https://www.youtube.com/stephanuschristiono

Monetisasi YouTube

Dan jika teman-teman ada yang bertanya, kenapa sejak awal tahun belum ada video baru di channel YouTubeku? maka aku cuma bisa menjawab sedang dalam proses karena pada akhir tahun 2017 kemarin, aku dan keluarga kecilku baru pindah rumah sehingga masih banyak hal yang harus dirapikan. Begitu pula dengan tempat untuk aku melakukan editing video.

Cuma seorang yang dulunya blogger, tapi sekarang mau ngeblog aja harus penuh perjuangan. Suka dengan teknologi dan sekarang lagi nyambi kerja di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Kalau libur ya liburan.. :-D

6 thoughts on “Syarat Monetisasi YouTube 2018 Semakin Berat, So What??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait