Sejenak Menikmati Senja Di Candi Sambisari
Sabtu sore (09/03/2019) sekitar jam setengah 5 ketika hujan sudah berhenti, aku coba berdiskusi dengan istriku tentang menu makan malam yang akan kami santap.
“Ma, kita mau makan apa nih nanti malam?” tanyaku kepada mamanya anak-anak
“Belum tau nih.. Soto kayanya enak ini abis ujan” jawabnya.
“Yowis, dewe golek soto wae yok…” balasku.
Akhirnya, tidak lama setelah diskusi tersebut aku memacu kendaraan menuju daerah Candi Sambisari. Aku ingat disana ada soto bathok mbah Karto yang terkenal itu.
Setibanya di sekitar Candi Sambisari aku lupa kalau warung sotonya tidak buka sampai sore. Alhasil warung soto batok mbah karto sudah tutup. haha.. Kena Zonk…
Daripada membuang waktu percuma karena sudah jauh-jauh sampai sekitar candi sambisari, akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam kawasan Candi.
“Ayah, aku kemarin udah pernah ke sini sama bu guru naik kereta kelinci.. Ia kan dek?” ucap aileen kepadaku sambil mempertegas ucapannya kepada Dek Keenan
“Ia kak.. kita kan pernah ke sini to.. naik kereta kelinci warna biru” jawab Dek Keenan.
Ya, beberapa waktu lalu, tepatnya di semester lalu Sekolah Aileen dan Keenan memang mengadakan acara minitrip ke Candi Sambisari. Jadi ketika mereka sampai di candi sambisari seakan-akan mereka ingin menceritakan apa saja yang sebelumnya mereka lakukan kepada kami.
Oke.. kita lanjut ceritanya mulai dari tiket masuk candi..
TIKET MASUK CANDI SAMBISARI
Setelah parkir kendaraan, kami masuk ke kawasan dan membayar tiket masuk.
Berhubung kami tiba di lokasi sekitar pukul 17.00 WIB, maka petugas loketnya sudah tidak ada. Sebagai gantinya kami dibantu oleh seorang Satpam yang bertugas di sana.
“Pak, dua dewasa dan dua anak ya.” ucap istriku ketika berdiri di depan loket.
“Sepuluh ribu saja bu. ” jawabnya.
Oke, akhirnya untuk dapat masuk ke kawasan candi, rupanya hanya dipungut biaya sebesar Rp. 5000,- per orang (dewasa). Jadi anak-anak ga ditarik biaya.. Murah ya., hehe…
Ya begitulah faktanya. Sama seperti informasi yang tertulis di kaca loket, biaya masuk candi sambisari adalah Rp. 5000 untuk turis lokal dan Rp. 10.000 untuk turis mancanegara.
SUASANA SORE CANDI SAMBISARI
Sore itu suasana di candi sambisari lumayan ramai. Ada sekelompok orang yang sedang senam di dekat loket masuk dan ada pula beberapa mahasiswa dengan menggunakan toga tengah berfoto di sekitar candi.
Dari atas, kami melihat Candi yang letaknya berada di bawah tanah, terlihat tidak biasa jika dibandingkan dengan kebanyakan candi yang ada.
Sebelum kami memutuskan berjalan menuruni anak tangga untuk dapat sampai ke candi utama, aku menyempatkan untuk memoto beberapa objek dari sisi atas.
Secara umum, candi sambisari ini memiliki 1 candi utama yang berada bagian tengah. Beberapa candi di sekitarnya terlihat tidak utuh.
BERMAIN DI KAWASAN CANDI
Pengalaman anak-anak yang sudah pernah mengunjungi Candi Sambisari seakan membuat mereka cukup percaya diri dan tidak takut untuk bermain tempat ini. Justru Keenan seakan-akan meminta orangtuanya untuk lari-lari untuk mengejar mereka.
Ampun dah, pegang buntutnya dek keenan susah banget..
Kalau kak aileen sih dia bisa sedikit santai karena dia lebih banyak cerita tentang kegiatannya waktu dulu berkunjung ke candi sambisari bareng sekolah.
“Yah, di sana ada patungnya lho.” ujar Aileen.
“Oh iya kak..” jawabku.
“Kalau yang itu patungnya hilang.” tambah aileen sambil menunjuk bagian relief yang memang tampak kosong, tidak ada ukiran patung.
“Lha kok hilang kak?” tanyaku.
“Ya ga tau..” jawabnya lagi.
Bermain di kawasan candi sambisari memang sangat menyenangkan.. Luas dan cukup aman buat anak kecil seusia keenan. Apalagi hamparan rumput hijau yang ada disana terlihat sangat menggoda untuk digunakan sebagai tempat berswafoto.
Keenan masih saja terus berlarian memutari candi sembari menggoda kami untuk mengejarnya.. Seolah mengajak bermain petak umpet. Sesekali dia ingin ikut-ikutan kakaknya yang memotret menggunakan smartphone mamanya.
Ah sudahlah, namanya juga anak-anak.
Sambil melihat anak-anak bermain di sekitar candi, aku sempatkan untuk mengelilingi candi sambil beberapa kali mengambil gambar lewat kamera smartphone. Maklum, saat itu aku memang tidak membawa kamera digital karena awalnya memang hanya ingin cari makan malam.
SENJA DI CANDI SAMBISARI
Waktu terus berlalu. Tidak terasa hari sudah semakin sore. Senja langit sore di sekitar candi sambisari seakan memanggilku untuk segera mengabadikannya lewat jepretan kamera.
Jujur saja.. Aku selalu suka dengan senja. Bagiku senja selalu menarik untuk diabadikan.
Ketika waktu hampir menunjukkan pukul 17.20 WIB, aku lari menuju tangga yang berada di sisi timur candi untuk mencoba mengambil foto silhoute candi sambisari.
Benar saja, cahaya matahari yang semakin menipis seakan ingin segera mengucapkan “selamat datang malam, tugasku hari ini sudah selesai”.
Tanpa banyak membuang waktu, akhirnya aku mendapatkan beberapa foto candi sambisari jelang pergantian waktu siang dan malam tersebut.
Cukup indah untuk dinikmati walaupun langitnya tidak terlalu bersih.
DISURUH PULANG SATPAM
Tidak lama setelah aku mengabadikan senja langit di Candi Sambisari, tiba-tiba suara seorang bapak terdengar dari sebuah pengeras suara.
“Kepada Bapak/Ibu dan Pengunjung di Candi Sambisari. Waktu kunjungan di Candi akan segera berakhir. Pintu Candi akan ditutup jam setengah 6. Bagi yang masih berada di Candi, mohon untuk segera naik.” imbaunya.
Satpam yang bertugas sore itu sudah menginfokan agar para pengunjung untuk segera meninggalkan kawasan candi karena pintu candi akan segera ditutup.
Ehm… Rupanya candi sambisari ini hanya buka sampai jam setengah 6 sore. Untung kita sampai di sana jam 5, jadi masih ada waktu sedikit untuk menikmati suasana di candi sambisari.
Setelah himbauan dari satpam tersebut, akhirnya kami segera meninggalkan Candi Sambisari dan melanjutkan perjalanan kami untuk mencari makan malam.
SEKILAS TENTANG CANDI SAMBISARI
Candi Sambisari adalah salah satu candi Hindu (Siwa) yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan.
Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Di sekitar candi utama, tidak jarang kita menemukan beberapa symbol dari agama hindu. Baik dari relief, relung patung dewa-dewi hingga lingga dan yoni.
Pada tahun 1966, seorang petani di Desa Sambisari menemukan Candi yang terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah akibat dari tertimbun lahar dari gunung Merapi yang Meletus pada awal abad ke-11.
Karena Candi yang ditemukan ini berada di desa Sambisari, maka candi ini dinamakan dengan Candi Sambisari.
LOKASI CANDI SAMBISARI
Setelah kamu melihat dan membaca artikel ini, mungkin kamu kepikiran untuk coba mengunjungi candi sambisari. Nah, biar lebih mudah mencapai lokasi, aku kasih peta dan informasi alamatnya ya. Semoga bermanfaat.
Alamat:
Jalan Candi Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
Alamat website: purbakalayogya.com
***
Ya, segitu aja cerita aku kali ini tentang pengalaman kami menikmati senja di Candi Sambisari hingga disuruh pulang oleh satpam. Intinya, kami cukup menikmati suasana sore hari di Candi Sambisari. Dan yang terpenting jangan datang setelah jam setengah 6 sore.. haha
He, he jadi ingat waktu di Candi Ijo, pengunjung diusir satpam pakai sirine karena sudah mau tutup.
ia mbak.. kayanya resikonya kalau ke objek wisata telat dan hanya beberapa saat sebelum tutup ya siap-siap diusir sama satpam.. haha..