Kamu Bukan Pantai Parangtritis Yang Dulu Aku Kenal
“Cukup lama aku tidak mengunjungimu, kini kamu sudah bukan lagi yang aku kenal. Ya, Kamu.. Pantai Parangtritis“
Kenangan lama
Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai yang cukup terkenal di Yogyakarta. Namun, setelah hadirnya deretan pantai pasir putih gunung kidul, kepopuleran Parangtritis seakan sedikit menurun. Dan itu yang aku rasakan.
Lahir di daerah pesisir pantai selatan Bantul benar-benar membuat ingatanku akan pantai Parangtritis dan Samas kembali terbuka.

Dulu ketika aku masih tinggal bersama orangtuaku di Sukabumi Jawa Barat, momen liburan sekolah atau libur natal selalu kami habiskan untuk mudik ke Bantul Yogyakarta. Salah satu tempat yang sering kami kunjungi ketika mudik adalah Pantai Parangtritis.
Bagiku pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai yang letaknya paling mudah dijangkau ketika sedang berada di rumah Simbah. Ya, cukup berenang menyebrangi kali opak maka aku sudah bisa sampai di Pantai Depok yang notabene segaris dengan pantai parangtritis.
Pantai Parangtritis ketika aku masih kecil merupakan salah satu primadona wisatawan yang tengah mengunjungi Yogyakarta. Namun entah kenapa ketika usiaku menginjak dewasa, aku sudah sangat jarang untuk berwisata ke pantai parangtritis. Bahkan hingga kini aku sudah lupa kapan terakhir kali diriku mengunjungi pantai tersebut, mungkin lebih dari 10 tahun lalu. Parah sekali kan?
Lebih suka Pantai Gunung Kidul
Salah satu alasan yang membuatku jarang mengunjungi pantai Parangtritis adalah aku lebih suka mengunjungi dan berwisata ke pantai Gunung Kidul yang memang terkenal dengan deretan pantai indah berpasir putih.

Pantai Indrayanti, Pantai Siung, Pantai Ngitun, Laut Bekah, Pantai Wediombo, Pantai Nglambor, Pantai Kukup, Pantai Pok Tunggal, dan beberapa pantai lainnya menjadi tempat aku dan keluarga mencari hiburan wisata pantai. Ya, aku harus mengakui jika kini pantai-pantai wonosari lebih menarik daripada pantai yang ada di daerah Bantul.
Kesan lebih bersih dan rapih muncul dibenakku ketika berwisata di Pantai Gunung Kidul. Berbeda dengan kesan acak-acakan dan kurang tertata yang dimiliki oleh deretan pantai di Bantul. Dan itulah anggapan dan pandanganku beberapa waktu lalu terhadap pantai yang ada di Bantul dan Gunung Kidul.
Pantai Bantul Mulai Berbenah
Terlalu seringnya aku dan keluarga mengunjungi pantai di Gunung Kidul rupanya cukup berimbas dengan keinginan kami untuk berwisata ke pantai-pantai yang ada di Bantul. Keinginan untuk datang ke Pantai Bantul sedikit banyak menjadi memudar. Tanpa disadari rupanya Pantai di Bantul mulai berbenah.
Pantai-pantai baru muncul di Bantul. Pantai Gua Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Baru menjadi beberapa pantai yang melengkapi pantai-pantai Bantul yang sudah ada sebelumnya seperti Pantai Samas, Pandansari, Depok dan Parangtritis.

Inovasi baru yang diberikan oleh pantai Bantul juga rupanya telah berhasil membuat pantai-pantai di selatan Yogyakarta kembali bergairah. Wisatawan kembali datang untuk mengunjungi Bantul di setiap akhir pekan dan musim liburan.
Banyaknya inovasi tempat foto yang beragam dan instragramable juga semakin membuat pantai pasir hitam Bantul tidak kalah menarik dengan pantai pasir putih di Gunung Kidul. Itu pulalah yang membuatku merasa jika selama ini telah salah menilai wisata pantai di daerah Bantul yang sebenarnya sangat mudah untuk kami kunjungi ketika sedang berada di rumah Simbah.
Bukan Parangtritis Yang Dulu
Pantai Parangtritis yang sudah cukup lama tidak terpikirkan untuk aku kunjungi ternyata kini sudah berubah dan berbenah. Beberapa waktu lalu aku beserta keluarga melihat betapa banyaknya perubahan yang diberikan oleh salah satu pantai dengan jumlah pengunjung terbanyak di daerah bantul ini.
Dulu hanya beberapa ekor kuda dengan sedikit penjaja jasa fotografi keliling yang berada di sekitar pantai. Namun kini, tidak terhitung berapa banyak kuda dan jasa foto yang ada di sana. Persewaan ATV, deretan payung warna-warni layaknya pantai di daerah gunungkidul pun terbentang di sepanjang pantai.

Hebatnya lagi objek untuk spot fotografi di Parangtritis sudah semakin banyak. Tulisan khas layaknya ikon pantai Losari yang ada di Makassar pun sudah mereka miliki.

Ya, Pantai parangtritis yang dulu ku kenal ternyata telah berubah. Berubah mengikuti perkembangan jaman. Berubah menjadi pantai yang lebih baik, lebih ramah terhadap wisatawan, khususnya anak-anak.
Kolam renang air tawar yang ada di sana telah membuktikan keramahanmu kepada anak. Bahkan aku dan anak-anak pun merasakan nyaman bermain di parangtritis.

Sebagai orang yang lahir beberapa kilometer dari bibir pantai di Bantul, aku sudah selayaknya bangga dengan pantai di wilayah Bantul. Maaf jika selama ini aku sudah menganggapmu tidak lebih baik dari pantai pasir putih di gunungkidul.
Senyumku akhirnya mengembang ketika akan pergi meninggalkan pantai ini. Pantai yang dulu aku kenal sebagai pantai primadona di Yogyakarta ternyata telah mampu menawarkan sesuatu yang baru. Aku menjadi optimis jika parangtritis akan tetap abadi dan akan tetap mampu menarik para wisatawan ketika sedang berada di Yogyakarta.

Semoga pantai yang sudah baik ini semakin membaik dan terus berkembang. Jangan sampai kabar tentang oknum nakal yang memanfaatkan pantai ini kembali menjadi buah bibir media. Kamu sekarang bukan parangtritisku yang dulu, pantai ramai namun terasa sepi. Bagiku, kamu sekarang adalah pantai parangtritis yang ramah dan mampu memesonakan wisatawan.
ia mas, sekarang mengikuti perkembangan jaman.. Ya setidaknya lebih baik daripada yang dulu pengelolaannya..
serius ada kolam renang air tawarnya? awalnya pas baca judul kukira bukan yang dulu ke arah negatif, eh ternyata positif:D
Di bagian depan setelah parkiran kok mbak tempate.. jadi sebelum sampai pantai.. keliatan banget banyak anak-anak pada renang di kolam… 😀