Baksos Operasi Katarak Gratis Bareng Yayasan Dharmais

Baksos Operasi Katarak Gratis Bareng Yayasan Dharmais

Operasi Katarak gratis merupakan salah bentuk cinta dan kepedulian dari Yayasan Dharmais untuk masyarakat di Indonesia.

Yayasan Dharmais
Kegiatan Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis di RS. Puri Husada Sleman (dok pri)

Penyakit katarak merupakan salah satu penyakit mata yang tidak asing di telingaku. Dulu, aku selalu beranggapan jika penyakit katarak tergolong ke dalam penyakit mata yang berbahaya dan sulit disembuhkan.

Ya, itu anggapanku dulu ketika masih menginjak usia remaja. Namun ternyata anggapanku tentang penyakit katarak berubah setelah aku mengikuti acara bakti sosial (baksos) bareng Yayasan Dharmais di Rumah Sakit Puri Husada Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tanggal 11 Maret 2018 lalu. Katarak itu bisa disembuhkan dengan cara operasi.

***

Tawaran Menarik

Selasa sore tanggal 6 Maret 2018 mak Indah Juli (Injul) mengkontak diriku lewat WhatsApp. Lumayan kaget ketika emak kece co-founder dari Kumpulan Emak Blogger ini japri diriku. Kenapa? karena setiap kali mak Injul japri pasti ada penawaran menarik yang diberikan. Dan itulah kenyataan yang terjadi. Nah, kali ini aku dapat tawaran untuk ikut acara bakti sosial operasi katarak gratis bareng Yayasan Dharmais.

Jujur, tawaran ikut acara bakti sosial yang ditawarkan oleh mak Injul sebenarnya tidak langsung aku iyakan, namun aku memerlukan diskusi sebentar dengan istriku. Bagiku, mengikuti acara di hari minggu merupakan salah satu hal yang perlu aku pertimbangkan cukup matang. Jika anak-anak tidak bisa ditinggal maka aku biasanya akan menolak tawaran yang ada.

Beruntung, istri dan anak-anakku dengan senang hati mendukungku untuk mengikuti acara ini.

Hari Itu Tiba

Lima hari setelah penawaran yang diberikan oleh Mak Injul akhirnya tiba. Ya, minggu pagi tanggal 11 Maret 2018 sekitar pukul 06.45 WIB aku memacu motor sejauh 5,5 km ke Rumah Sakit Puri Husada yang letaknya tidak jauh dari rumah.

Yayasan Dharmais
Suasana RS. Puri Husada Minggu Pagi 11/3/2018 (dok @bookpacker)

Setibanya di RS. Puri Husada, suasana sudah ramai. Banyak bapak/ibu yang duduk menunggu panggilan untuk mendapatkan giliran operasi gratis penyakit katarak. Mereka terlihat sangat antusias dengan acara operasi katarak gratis yang diadakan oleh Yayasan Dharmais, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Yogyakarta, Panitia Dies Natalis FK UGM dan RS. Puri Husada.

Menurut Direktur Utama RS. Puri Husada, dr J. Subroto, mata adalah jendela hati. Mata adalah bagian dari kecantikan dan juga merupakan simbol cinta kasih. Oleh karena itu keberadaan mata sangat penting bagi kehidupan. Namun sayang, banyak masyarakat yang mengalami kebutaan karena katarak.

yayasan dharmais
Dr. J Subroto dan Prof.Dr. Wasisdi Gunawan, SpM (K).M.Kes dari Perdami Yogyakarta (dok pri)

Selain itu, biaya operasi yang mahal dan penderita yang tidak terdeteksi membuat masih banyak penderita katarak tidak dapat ditangani. Hal tersebut pula yang membuat Yayasan Dharmais dan Perdami cabang Yogyakarta mengadakan kegiatan sosial ini.

Secara umum, katarak adalah salah satu penyakit yang terjadi akibat terdapat kekeruhan lensa pada mata. Salah satu faktor penyebab dari penyakit ini adalah usia.

Lebih lanjut tentang katarak, dr. Wasisdi menjelaskan jika katarak bisa disembuhkan dengan penanaman lensa buatan. Walaupun demikian tidak semua pasien dapat dioperasi dan dipasang lensa buatan. Jika pasien katarak tidak memungkinkan untuk dioperasi, maka tidak dapat dipaksakan dan hanya akan diresepkan kacamata.

Tanda di dahi

Hal menarik yang membuatku penasaran selama awal kegiatan bakti sosial ini adalah adanya tanda di dahi dari pasien katarak yang akan di operasi gratis. Tanda “P” dan “S” menjadi pembeda dari para pasien.

Operasi Katarak
Pasien Operasi Katarak (dok pri)

Penasaran dengan tanda tersebut, akhirnya aku mendekati seseorang dengan menggunakan seragam berwarna putih dengan logo Perdami di atas saku bajunya. Orang yang kudekati saat itu rupanya admin Perdami cabang Yogyakarta yang bernama Murti Cahyana Putra atau biasa dipanggil dengan nama pak putra.

Pertanyaan tentang tanda di dahi pasien terjawab sudah. Pak Putra menjelaskan jika tanda tersebut membedakan jenis operasi atau tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien katarak.

P” itu menandakan pasien Phaco (Phacoemulsification), sedangkan “S” merupakan pasien SICS (Small Incision Cataract Sustruction)

[one_half]
Operasi Katarak
Operasi Katarak SICS (dok pri)
[/one_half] [one_half_last]
Operasi Katarak
Operasi Katarak Phaco (dok pri)
[/one_half_last]

Phaco merupakan operasi katarak modern dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghancurkan lensa mata yang keruh akibat katarak. Lensa yang telah hancur dialiri air (irigasi) kemudian disedot (aspirasi) kemudian diganti dengan Intraocular Lens (Lensa Tanam).

SICS adalah salah satu teknik bedah katarak yang umum digunakan di negara-negara berkembang. Teknik ini biasanya menghasilkan hasil visual yang baik dan berguna untuk operasi volume tinggi katarak. Jenis tindakan dari operasi katarak ini memerlukan 2 sayatan kecil di sisi bola mata, kemudian melepas lensa mata yang keruh dan memasangkan lensa intraokular buatan.

Kegiatan Rutin

Usai pertanyaan terkait tanda di dahi para pasien terjawab, aku kembali bertanya tentang kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis ini kepada pak putra.

Setelah berdiskusi cukup banyak, rupanya kegiatan operasi katarak gratis merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Perdami setiap tahun. Dalam waktu satu tahun Perdami biasanya menargetkan untuk dapat membantu sebanyak 100 orang pasien katarak.

Operasi Katarak Gratis
Aku bersama pak putra (dok pri)

Tahun ini, sudah dua kali kegiatan operasi katarak gratis mereka laksanakan. Operasi katarak gratis pertama diadakan tanggal 4 Maret 2018 di RS Nyi Ageng Serang Sentolo Kulonprogo dan diikuti oleh sekitar 30 – 40 orang. Sedangkan yang kedua dilaksanakan di RS. Puri Husada Sleman satu minggu setelahnya dengan jumlah pasien sekitar 25 orang.

Walaupun telah menjadi kegiatan rutin, Perdami tidak ingin hanya sekedar melakukan operasi katarak gratis tanpa adanya pengawasan pasca operasi.

Setelah operasi katarak, pasien diharuskan kontrol kembali ke RS pada hari ke-2, ke-6, dan hari ke-28.  Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa operasi dan proses pemulihan berjalan dengan baik. Selama perawatan pasca operasi, tidak boleh melakukan kerja berat, nimba di sumur, atau yang rentan debu.

Senyum Mengembang Pak Narto

Mendapatkan kesempatan untuk operasi katarak gratis sepertinya menjadi salah satu hal yang cukup membuat senyum pak Narto Wiyono mengembang. Di sela menunggu panggilan dari panitia, aku mendekatinya dan mencoba untuk bertanya tentang penyakit katarak yang dialaminya.

Melihat tanda di dahi pak narto, beliau merupakan pasien katarak Phaco.

Katarak Gratis
Pak Narto wiyono, salah seorang pasien operasi Katarak gratis (dok pri)

Bapak berusia 73 tahun ini rupanya datang dari daerah Trimulyo Sleman. Jarak yang sebenarnya dapat dibilang cukup jauh juga dari RS. Puri Husada. Untuk dapat sampai ke lokasi operasi katarak gratis ini, beliau datang di antar oleh anaknya.

Penyakit katarak sendiri telah dialami oleh pak Narto selama 10 tahun. Selama waktu itu, beliau sudah pernah mengobati penyakit katarak untuk mata kanannya pada tahun 2010 di RSUD Murangan Sleman. Ketika itu, matanya tidak dioperasi karena keterbatasan dana. Beliau hanya mengandalkan jamkesmas dan akhirnya diberikan resep kacamata.

Seiring dengan usia yang terus bertambah, kini pandangan mata pak narto kembali kabur dan mengalami katarak. Beruntung beliau mendapatkan kabar dari pak dukuh tempat tinggalnya tentang adanya kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis di RS. Puri Husada.

Dengan waktu yang menurutnya singkat untuk melengkapi persyaratan pendaftaran pasien operasi katarak gratis. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan operasi katarak gratis pada hari minggu lalu. Beliau berharap dan optimis jika operasi katarak yang dilakukan akan membuat pandangannya menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Operasi Katarak
Aku bersama pak Narto wiyono, Pasien Katarak (dok pri)

Sesaat setelah aku menanyakan harapan dari kegiatan operasi katarak gratis kepada pak narto, panitia baksos pun memanggil pak narto untuk melanjutkan ke proses selanjutnya.

Selama mengikuti proses untuk operasi katarak, pak narto terlihat cukup menikmatinya. Sayang, aku tidak sampai melihat pak narto di operasi. Aku terakhir bertemu beliau ketika beliau dipanggil untuk berbaring menunggu antrian sebelum masuk ruang tindakan operasi.

[one_half]
Operasi Katarak
Pak Narto di depan ruang operasi (dok pri)
[/one_half] [one_half_last]
Operasi Katarak
Pak Narto siap untuk berbaring di ruang operasi (dok pri)
[/one_half_last]

Semoga operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar dan dalam masa pemulihan dapat berjalan dengan baik ya pak Narto. Semangatmu untuk sembuh sangat luar biasa.

***

Bakti sosial Operasi Katarak Gratis Bareng Yayasan Dharmais yang aku lakukan kemarin benar-benar memberikan pengalaman baru bagiku. Pandanganku tentang penyakit katarak yang dulunya mengerikan bagiku ternyata salah. Katarak itu dapat diobati dengan cara operasi.

Terima kasih Yayasan Dharmais, Perdami Yogyakarta, Panitia Dies Natalis FK UGM dan RS. Puri Husada yang telah bekerja sama untuk mengadakan acara bakti sosial operasi katarak gratis ini. Banyak sekali masyarakat yang perlu mendapatkan bantuan seperti ini. Semoga acara semacam ini dapat lebih sering dilakukan dan semua pasien yang di operasi dapat sembuh dan pulih.

Ehm, teman-teman ada yang mau mengadakan acara seperti ini tidak ya? Jika mau, Perdami dan Yayasan Dharmais siap membantu lho.

Karena mereka juga berhak untuk sembuh..

Cuma seorang yang dulunya blogger, tapi sekarang mau ngeblog aja harus penuh perjuangan. Suka dengan teknologi dan sekarang lagi nyambi kerja di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Kalau libur ya liburan.. :-D

8 thoughts on “Baksos Operasi Katarak Gratis Bareng Yayasan Dharmais

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait